KOMPAS.com - UNICEF untuk pertama kali mengungkapkan bahwa kasus obesitas pada anak telah melampaui kasus kekurangan berat badan yang disebut sebagai malnutrisi paling umum di antara anak-anak usia sekolah dan remaja di seluruh dunia.
Menurut laporan badan PBB tersebut, satu dari 10 anak berusia 5 hingga 19 tahun atau 188 juta anak di seluruh dunia, kini hidup dengan obesitas.
Kondisi ini menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.
"Saat kita berbicara tentang malnutrisi, kita tidak lagi hanya berbicara tentang anak-anak yang kekurangan berat badan," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, dikutip dari laman resmi United Nations, Selasa (9/9/2025).
"Obesitas adalah kekhawatiran yang terus berkembang dan dapat memengaruhi kesehatan serta perkembangan anak-anak. Makanan ultra-proses semakin menggantikan buah-buahan, sayuran, dan protein padahal nutrisi itu memainkan peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan kesehatan mental anak," tambahnya.
Baca juga: Perubahan Iklim Perparah Kerentanan Anak Disabilitas dan Penderita Kusta
Laporan berjudul "Feeding Profit: How Food Environments are Failing Children" yang mengambil data dari lebih dari 190 negara itu pun menyoroti adanya pergeseran yang mencolok.
Sejak tahun 2000, jumlah anak-anak usia 5 hingga 19 tahun yang kekurangan berat badan telah menurun, dari hampir 13 persen menjadi 9,2 persen.
Dalam periode yang sama, tingkat obesitas meningkat tiga kali lipat, dari 3 persen menjadi 9,4 persen.
Saat ini, tingkat obesitas melebihi kasus kekurangan berat badan di setiap wilayah, kecuali di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan.
Situasi ini sangat parah di Kepulauan Pasifik, di mana pola makan tradisional telah digantikan oleh makanan impor yang murah dan padat energi.
Ini artinya negara-negara berpenghasilan tinggi pun tidak luput dari masalah ini. Sebanyak 27 persen anak-anak di Chile, serta 21 persen di Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab, juga mengalami masalah obesitas.
Secara global, satu dari lima anak dan remaja, atau 391 juta, mengalami kelebihan berat badan, dan hampir setengah dari jumlah tersebut kini dikategorikan sebagai obesitas.
Seorang anak dianggap kelebihan berat badan (overweight) jika berat badannya secara signifikan lebih berat dari berat badan yang sehat untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badannya.
Obesitas adalah bentuk kelebihan berat badan yang parah dan menyebabkan risiko lebih tinggi terkena resistensi insulin dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, obesitas juga memicu penyakit yang mengancam jiwa di kemudian hari, seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan jenis kanker tertentu.