KOMPAS.com - Perancis diguncang aksi protes besar-besaran bertajuk Bloquons Tout atau “Blokir Semuanya” pada Rabu (10/9/2025).
Massa memblokir jalan raya, membakar barikade, hingga bentrok dengan polisi.
Dikutip dari NBC, Rabu (10/9/2025), gerakan “Blokir Semuanya” awalnya digagas kelompok sayap kanan ekstrem di dunia maya, namun cepat menyebar ke sayap kiri, anarkis, hingga serikat buruh besar.
Aksi ini berlangsung di kota-kota besar seperti Lyon, Marseille, Toulouse, hingga Paris.
Baca juga: Dokter Perancis Dituduh Racuni Puluhan Pasien demi Pamerkan Keterampilan Resusitasi
Berikut update terkait demo di Perancis:
Update demo Perancis
Dilansir dari CNN, Kamis (11/9/2025), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Perancis melaporkan sebanyak 473 orang ditangkap saat aksi demo.
Menurut laporan Kemendagri, protes ini dilakukan oleh sekitar 175.000 orang yang turun ke jalan.
Tak hanya pekerja, kalangan pelajar juga ikut berpartisipasi dalam aksi demo.
Dikutip dari Reuters, Rabu (10/9/2025), di Paris, siswa SMA hingga mahasiswa tampak ikut serta dalam barisan massa.
Seorang mahasiswi Sorbonne berusia 17 tahun, Emma Meguerditchian mengatakan, ia hadir untuk menyuarakan perubahan.
“Kami ingin mereka tahu bahwa kami sudah tidak tahan lagi. Kami menginginkan pemerintahan yang berbeda,” kata Emma.
Baca juga: Streamer Asal Perancis Ditemukan Tewas di Lokasi Syuting, Kerap Unggah Konten Kekerasan
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, pemerintah mengerahkan 80.000 polisi di seluruh negeri, termasuk 6.000 personel di Paris.
Polisi menggunakan selang air dan gas air mata untuk membubarkan massa yang kian memanas di berbagai lokasi.
Di Paris, massa membakar sepeda dan tong sampah di sekitar sekolah, sementara bentrokan pecah di dekat pusat perbelanjaan Chatelet.
Petugas pemadam kebakaran bahkan harus memadamkan api yang melanda sebuah gedung.