Warga Pulau Sebatik Protes Sekolah Wajibkan Beli Seragam hingga Kenakan Iuran Tambahan

1 day ago 3

NUNUKAN, KOMPAS.com – Orang tua murid di SMPN 02 Liang Bunyu, Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, memprotes kebijakan sekolah yang mewajibkan pembelian seragam melalui koperasi sekolah, serta iuran untuk membeli kipas angin dan cat tembok.

Harga seragam dibanderol Rp 1,150 juta untuk pelajar laki-laki dan Rp 1,2 juta untuk pelajar perempuan, termasuk seragam olahraga, batik, jas almamater, kaos kaki, dasi, dan topi berlogo sekolah. Perempuan dikenakan tambahan biaya untuk kerudung.

Sejumlah orang tua menilai harga tersebut terlalu tinggi dan membatasi pilihan.

“Kalau boleh beli di luar, harganya tidak sampai segitu. Kita bisa tawar juga. Masalahnya, kaos kaki pun diwajibkan ada logo sekolah,” keluh salah satu wali murid, Jumat (12/9/2025).

Baca juga: Cerita Alia, Anak Pulau Sebatik yang Menolak Sekolah di Negeri Jiran

Mereka juga menyoroti larangan memakai jas almamater lama.

“Anak sulung saya lulus, jasnya masih bagus, mau dipakai adiknya, sekolah larang. Katanya harus beli baru di koperasi,” ujar mereka.

Selain seragam, wali murid juga diminta iuran untuk membeli kipas angin dan cat tembok, yang menurut mereka seharusnya bisa ditanggung oleh anggaran BOS.

Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama, menduga ada praktik bisnis terselubung di internal sekolah.

Ia menekankan agar sekolah tidak membebani masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Pemda Nunukan sudah ada program seragam gratis. Sekolah sebaiknya bijak dan tidak menekan orang tua murid,” tegas Andre.

Baca juga: Curhatan Kepsek di Perbatasan RI-Malaysia: Berburu Murid di Malaysia, Cari Seragam Bekas di Sebatik

Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Akhmad, menanggapi bahwa pembelian seragam tambahan memang kewenangan sekolah, namun tidak ada keharusan seragam harus baru atau berlogo.

Untuk iuran kipas angin dan cat tembok, harus ada kesepakatan tertulis dari wali murid tanpa paksaan.

“Dana BOS untuk pengecatan dan perlengkapan sekolah pasti tersedia,” jelas Akhmad.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |