KOMPAS.com - Apakah warna cahaya di sekitar kita bisa memengaruhi risiko pembekuan darah yang memicu serangan jantung atau stroke? Penelitian terbaru memberi jawaban mengejutkan: ya, warna cahaya — khususnya cahaya merah — mungkin bisa membantu melindungi tubuh kita.
Penelitian ini berangkat dari pemahaman tentang jam sirkadian, yaitu sistem waktu internal tubuh yang mengatur hormon, tekanan darah, dan tonus pembuluh darah selama 24 jam.
“Kami ingin tahu apakah spektrum cahaya yang mengenai mata dapat memengaruhi cara darah membentuk gumpalan,” jelas Elizabeth Andraska, M.D., dari University of Pittsburgh School of Medicine (UPMC).
Dengan kata lain, para ilmuwan penasaran: apakah warna cahaya yang kita lihat bisa mengubah risiko terbentuknya bekuan darah yang berbahaya?
Baca juga: Riset: Cahaya Kota Besar Bisa Merusak Kesehatan Jantung
Uji Coba: Tikus dan Warna Cahaya
Dalam studi yang telah melalui peer-review, tim peneliti memaparkan tikus pada cahaya merah, biru, atau putih selama 12 jam sehari selama tiga hari. Setelah itu, mereka memicu pembekuan darah menggunakan model standar.
Hasilnya mencengangkan:
- Cahaya merah sebelum pemicu pembekuan menghasilkan hampir lima kali lebih sedikit gumpalan dibanding cahaya biru atau putih.
- Pada tikus yang buta secara genetik, efek perlindungan ini tidak terjadi.
- Menyorot cahaya langsung ke darah di luar tubuh juga tidak memengaruhi pembekuan.
Temuan ini menunjukkan bahwa efek cahaya bekerja melalui jalur mata-otak, bukan langsung pada darah.
Baca juga: Paparan Cahaya Terang di Malam Hari Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Bagaimana Cahaya Merah Mengurangi Gumpalan
Para peneliti fokus pada trombosit, fragmen sel kecil yang bertugas menghentikan perdarahan tetapi juga bisa memicu bekuan berbahaya.
Paparan cahaya merah dikaitkan dengan lebih rendahnya agregasi dan aktivasi trombosit, artinya darah lebih “tenang” dan tidak mudah menggumpal.
Jumlah neutrophil extracellular traps (NETs) — jaring lengket dari sel darah putih yang bisa menjebak trombosit — juga lebih sedikit setelah paparan cahaya merah.
Menariknya, trombosit kelompok cahaya merah memiliki lebih banyak lemak sehat seperti asam oleat dan linoleat, yang dikenal membuat trombosit kurang “lengket”.
Studi ini bahkan memeriksa megakariosit (sel sumsum tulang yang memproduksi trombosit) dan menemukan perubahan pada jalur biologis yang berkaitan dengan peradangan dan respons stres.
Baca juga: Benarkah Cahaya Biru dari Ponsel Bisa Sebabkan Sakit Kepala?
Petunjuk dari Pasien Manusia
Tak berhenti pada percobaan hewan, para peneliti menganalisis data lebih dari 10.000 pasien yang menjalani operasi katarak. Sebagian pasien mendapatkan lensa standar, sementara sebagian lain mendapatkan lensa yang memfilter sebagian cahaya biru.
Hasilnya: pasien kanker (yang memiliki risiko gumpalan hampir sembilan kali lipat lebih tinggi) dengan lensa penyaring cahaya biru tercatat memiliki risiko lebih rendah mengalami penggumpalan vena sepanjang hidup mereka.
Meski data ini bersifat observasional dan tidak membuktikan sebab-akibat, hasilnya selaras dengan temuan pada tikus dan mendukung gagasan bahwa biologi pembekuan darah mengikuti irama harian tubuh.
Baca juga: Paparan Cahaya Buatan di Malam Hari Tingkatkan Risiko Stroke