WNI di Nepal Dievakuasi Saat Massa Kepung Hotel Tempat Menginap

15 hours ago 2

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, hotel tempat menginap delegasi warga negara Indonesia (WNI) di Nepal sempat dikepung massa aksi demonstrasi.

Namun, para delegasi tersebut berhasil dievakuasi sebelum massa meringsek masuk dan merusak hotel tersebut.

"Alhamdulillah semuanya dalam kondisi baik. Memang sebagian delegasi ada yang pernah menginap di Hotel Hilton yang kemudian menjadi sasaran amuk massa. Tapi, pada saat itu kita bisa segera evakuasi ke hotel yang lain," kata Judha, saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Meski sempat hendak diserang, Judha memastikan seluruh WNI di Nepal baik-baik saja dan tidak ada yang menjadi korban atas aksi demonstrasi besar di negara itu.

Baca juga: KBRI Dhaka Telepon 134 WNI di Nepal, Cek Keamanan dan Minta Hindari Lokasi Demo Rusuh

"Jadi, dapat kami sampaikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dari kerusuhan ini," kata dia.

Judha menuturkan, terdapat 134 WNI yang berada di Nepal, 56 di antaranya merupakan pemukim di negara tersebut, dan 78 lainnya adalah WNI yang melakukan kunjungan dalam waktu singkat.

Setelah Bandara Kathmandu dibuka, gelombang pemulangan WNI terus dilakukan.

"Pada 11 September ada 18 orang, 12 September ada 22 orang, dan hari ini jam 13 waktu Kathmandu dan malam akan ada 17 WNI pulang," ucap dia.

Total WNI yang berhasil dipulangkan sebanyak 57 orang.

Menurut dia, masih ada 21 orang yang rencananya akan dievakuasi.

Sisanya adalah WNI yang memilih tetap tinggal di Nepal karena telah memiliki keluarga.

Sebagai informasi, Nepal tengah diguncang krisis politik serius setelah demonstrasi besar-besaran yang dipimpin generasi muda sejak Senin (8/9/2025) berujung pada kekerasan, korban jiwa, dan pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli.

Baca juga: Apa Itu Airdrop untuk Gaza? Ini Penjelasan Dansatgas Garuda Merah Putih II

Gelombang protes yang awalnya dipicu oleh larangan penggunaan media sosial berkembang menjadi gerakan anti-korupsi terbesar sejak Nepal menjadi republik demokratis pada 2008.

Sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka akibat bentrokan antara polisi dan demonstran.

Massa yang menamai diri mereka sebagai generasi Z (Gen Z) bahkan membakar gedung parlemen, kantor partai politik, hingga rumah para pejabat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |